frackingargentina.org – Jejak Sejarah dalam Flora Khas Beijing: Dari Dinasti ke Era Modern

Beijing tidak hanya di kenal sebagai pusat politik dan budaya Tiongkok, tetapi juga sebagai kota yang
menyimpan jejak sejarah panjang melalui floranya.

Flora di Era Dinasti: Simbol Kekuasaan dan Filosofi

Pada masa Dinasti Yuan, Ming, dan Qing, flora memegang peranan penting dalam arsitektur dan tata kota.
Taman istana, kuil, dan kediaman bangsawan di rancang berdasarkan prinsip feng shui, di mana pemilihan
tanaman tidak sekadar estetika, tetapi sarat makna simbolis.

• Pohon cemara dan pinus melambangkan keabadian dan keteguhan.

• Pohon cendana dan sophora (huai shu) sering di tanam di halaman istana dan kantor
  pemerintahan sebagai simbol kebijaksanaan dan keadilan.

• Bunga teratai menjadi lambang kesucian dan spiritualitas, banyak di temukan di kolam taman kekaisaran.

Flora sebagai Identitas Budaya Beijing

• Bunga plum (meihua) melambangkan keteguhan karena mekar di musim dingin.

• Peony di kenal sebagai “ratu bunga” dan simbol kemakmuran.

• Ginkgo di anggap pohon suci dan lambang umur panjang, banyak tumbuh di sekitar kuil.

Perubahan di Era Modern

Memasuki abad ke-20, Beijing mengalami urbanisasi pesat. Meski begitu, pemerintah dan masyarakat tetap
berupaya menjaga warisan flora bersejarah. Taman kota seperti Beihai Park, Summer Palace, dan Temple of
Heaven Park menjadi ruang konservasi alami bagi pohon-pohon tua berusia ratusan tahun.

Selain itu, muncul pendekatan baru berupa:

• Penghijauan kota berbasis sejarah

• Pelestarian pohon kuno sebagai cagar budaya

• Integrasi tanaman tradisional dalam desain lanskap modern

Flora sebagai Jembatan Masa Lalu dan Masa Depan
Kini, flora khas Beijing tidak hanya berfungsi sebagai elemen lingkungan, tetapi juga media edukasi sejarah
dan budaya. Setiap pohon tua dan bunga musiman mengingatkan bahwa perkembangan kota modern tetap
berakar pada masa lalu.

 

Tagged : Minuman khas beijing